Dulu, saya suka tidak habis pikir ketika melihat orang-orang yang melakukan mudik saat lebaran. Melihat bagaimana mereka berusaha dengan berbagai cara agar bisa pulang ke kampung halaman meski macet luar biasa, berjubel dalam angkutan umum, membawa barang segala rupa dan menderita sepanjang jalan. Saya tidak mengerti mengapa mereka mau melakukan itu semua. Ketidakmengertian saya saat itu bisa dimaklumi karena saya tidak pernah mudik…heuheu. Ibu dan Bapak asli Bandung dan daerah tempat tinggal keluarga besar Bapak bisa ditempuh dengan becak dari daerah keluarga besar Ibu dimana saya tinggal. Momen lebaran bagi saya biasanya berakhir pada saat waktu Dzuhur karena setelah sholat Ied seluruh keluarga dari pihak Ibu terlewati saat pulang sholat kemudian jalan ke rumah keluarga besar Bapak, and that’s it…done. Sisanya termangu di rumah sambil menunggu tukang bakso atau tukang es krim lewat.